“Menindaklanjuti program digitalisasi yang sudah lama digaungkan, Indonesia memerlukan Pusat Data Nasional (PDN) dalam percepatan dalam strategi transformasi digital nasional. Dalam pembangunannya, Indonesia bekerja sama dengan Prancis sejak Oktober 2022. Pakar menyebut biaya yang besar bisa ditekan dengan keterlibatan besar kampus dalam proyek ini, terkhusus untuk pembangunan kriptografi. Keseriusan pemerintah dalam membangun PDN ini menjadi nilai positif. Perlu digaris bawahi juga realisasi konkrit pemerintah harus bisa on the track sesuai target yang dimajukan menjadi Agustus 2024.”
Data center adalah fasilitas fisik yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, dan mengirimkan data dan informasi secara digital. Data center merupakan suatu komponen penting bagi infrastruktur digital yang akan mendukung percepatan dalam strategi transformasi digital nasional.
Data center biasanya dilengkapi dengan berbagai macam peralatan teknologi informasi seperti server, router, switch, storage, dan perangkat jaringan lainnya. Fasilitas data center juga harus memiliki keamanan yang tinggi dan terlindungi dari bencana alam seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, dan serangan cyber.
Indonesia saat ini tengah menjalankan suatu proyek besar terkait data center, yakni pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) yang dimulai sejak akhir tahun 2022 lalu.
Pemerintah Indonesia telah meresmikan pembangunan PDN di Cikarang, Rabu (09/11/2022). Lokasi PDN bertempat di Greenland International Industrial Centre, Deltamas, Cikarang. Proyek pembangunan direncanakan selesai dalam kurun waktu 24 bulan sejak tanggal efektif kontrak tanggal 21 Oktober 2022.
Pembangunan pusat data ini merupakan kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Prancis dengan skema Government-to-Government (G2G) yang memiliki nilai kontrak EUR164,6 juta atau setara dengan Rp2,59 triliun. Pemerintah Prancis akan meng-cover pembiayaan sebesar 85%, sedangkan APBN rupiah murni akan meng-cover 15% dari pembiayaan.
Biaya sebesar itu akan digunakan untuk membangun PDN dengan spesifikasi canggih jenis Tier-IV global. Pembangunan PDN tersebut uninterrupted (tidak terputus) dengan water cooling system sesuai standar Tier-4 global. Spesifikasi PDN meliputi kapasitas prosesor 25.000 Cores, penyimpanan 40 Petabyte, dan memori 200 TB. Sementara untuk power supply atau listrik, pertama-tama akan disediakan sebesar 20 Megawatt, kemudian dapat ditingkatkan hingga 80 Megawatt.
Hal yang perlu dicermati adalah di Indonesia sudah terdapat sejumlah perusahaan data center, antara lain EDGE DC, DCI Indonesia, NeutraDC, Telkomsigma, dan Princeton Digital Group. Namun, Indonesia memilih untuk bekerja sama dengan Prancis dalam membangun PDN. Padahal, PDN merupakan hal privasi milik negara, maka menjadi kurang strategis jika terdapat campur tangan negara lain dalam proses pembangunannya.
Bila memang ada negara lain yang terlibat, yakni Prancis, Penemu 4G Indonesia, Khoirul Anwar menyarankan agar keterlibatan itu hanya sebatas pemberian fasilitas perangkat keras atau hardware.
“Kalau kita bekerja sama dengan orang luar, maka seharusnya hanya hardware saja, tapi setting kriptografi atau sekuriti teknologinya harus dari kita. Jadi mereka (Prancis) tidak bisa membuka. Tapi kalau nanti proses setting-nya diserahkan kepada Prancis, maka saya tidak setuju,” tegas Khoirul kepada wartawan Kuatbaca.com melalui sambungan telepon, Jumat (16/2/2024).
Tingkat Keamanan Tinggi Data Center Tier-4
Sementara Tier-IV merupakan klasifikasi data center tertinggi. Tier-IV ini bersifat fault-tolerant sehingga memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi. Data center Tier-IV dipantau selama 24 jam secara otomatis sehingga aman dari gangguan teknis maupun non-teknis. Keunggulan tersebut dijelaskan oleh Khoirul Anwar.
“Sebenarnya Tier-IV itu kata kuncinya fault tolerant. Nah, fault tolerant itu memang akan tahan dari error sih, jadi error ini dalam arti luas ya. Misalnya satu server mati, server lainnya masih hidup. Memang sebenarnya paling hebat data center Tier-IV,” terang Khoirul.
Meski demikian, Khoirul mengingatkan pemerintah untuk serius melindungi data, dan hal tersebut tidak lepas dari kriptografi. Mihir Bellare, seorang Profesor dari University of California, mendefinisikan kriptografi dalam bukunya yang berjudul Introduction to Modern Cryptography sebagai upaya membangun dan menganalisis protokol untuk mengatasi pengaruh dari musuh.
Dalam praktik kerjanya, terdapat empat tujuan penting dari penggunaan kriptografi. Pertama, integritas data untuk memverifikasi bahwa data yang diterima sama dengan data asli yang dikirimkan oleh pengirim. Kedua, kerahasiaan data menggunakan algoritma enkripsi yang mengubah pesan asli menjadi bentuk yang tidak dapat dibaca.
Ketiga, non-repudiasi data untuk membantu memastikan keaslian pesan atau tindakan dan meningkatkan kepercayaan dalam komunikasi elektronik. Terakhir, autentikasi untuk memastikan bahwa identitas pengirim atau penerima informasi adalah benar dan dapat dipercaya.
Tier Lain pada Data Center
Melansir cloudmatika.co.id, data center memiliki empat tingkatan tier pada data center, di antaranya Tier-I, Tier-II, Tier-III, dan juga Tier-IV. Tier-I merupakan tingkatan data center yang paling dasar. Setiap server dalam data center hanya memiliki satu jalur distribusi non-redundant yang bertugas untuk melayani peralatan IT. Biasanya, tier pertama digunakan oleh perusahaan yang telah memiliki data center-nya sendiri.
Data center Tier-II mirip seperti Tier-I, namun perbedaannya terletak pada komponen redundant. Sehingga data center Tier-II telah memiliki sumber daya cadangan. Sedangkan Tier-III merupakan versi lanjutan dari data center Tier-II dengan tambahan fitur seperti peralatan dual power dan jumlah uplink lebih dari satu.
Keterlibatan Kampus untuk tekan Biaya Bangun Tier-IV
Dibandingkan dengan Tier-I hingga Tier-III, pembangunan Tier-IV memang membutuhkan biaya yang besar. Pada akhirnya pilihan pembiayaan perlu melibatkan negara lain.
Untuk menekan pendanaan dan menghindar keterlibatan negara lain pada pembangunan PDN, Khoirul juga memberikan saran lain untuk mengadakan proyek semacam sayembara ilmiah untuk kampus-kampus dan para akademisi.
“Kalau kita berniat membuat PDN dengan teknologi kita sendiri, maka bukalah open project untuk kampus-kampus yang nantinya mereka siapkan proposal dengan kriptografi yang digunakan. Setelah itu, hasilnya diadu dan akan mendapatkan produk data center yang terbaik. Begitu pun yang terjadi di Jepang. Yang menjadikan kampus-kampus di sana hidup itu karena negara memerlukan mereka. Jadi funding-funding itu dikasih ke mereka,” tutur Khoirul.
Dengan menempuh jalur ini, Khoirul menilai bahwa PDN Indonesia pun akan lebih irit biaya dan lebih aman karena tidak ada campur tangan negara lain.
“Nah misalkan itu dijadikan proyek nasional, undang semua profesor-profesor dan orang-orang hebat di Indonesia saya yakin mereka itu senang. Uangnya dipakai sendiri dan teknologinya didesain sendiri. Sehingga dengan teknologi buatan sendiri itu jadi sulit untuk dibobol karena tidak ada polanya,” ujar Khoirul.
PDN ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai data center ini menjadi sekumpulan barang yang hanya sebatas sebagai tempat penyimpanan. Jadi harus dianalisis kemudian dipakai para pemangku kebijakan untuk menentukan kebijakan di masa depan.
“Pesan terakhir yang ingin saya sampaikan, seandainya PDN sudah jadi, tolong undang kampus-kampus dan para akademisi untuk meng-improve keamanan dari sisi efisiensi power misalnya. Kemudian, perlunya sosialisasi terutama kepada akademisi bahwa kita punya data center yang besar yang harus dijaga bersama,” tutupnya.
Target Realisasi PDN Dipercepat
Proses pembangunan PDN yang semula rencananya akan diresmikan pada Oktober 2024 dipercepat menjadi 17 Agustus 2024.
“Progres saya mendapatkan mandat mohon dipercepat. Mungkin kita berharap di suasana ulang tahun RI sudah punya pusat data nasional. Bulan Agustus rencananya akan diresmikan pak presiden,” kata Pit. Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan/ Acting Director for eGovernment, Aris Kurniawan, Selasa (6/2/2024).
Akan tetapi, melihat situasi Indonesia yang saat ini yang tengah berada di masa transisi kepemimpinan Jokowi ke presiden berikutnya, Khoirul Anwar justru mengaku pesimis bahwa PDN bisa rampung sesuai target yang ditentukan.
“Kalau dalam situasi presiden kita belum jelas urusannya akan mundur deh. Maksudnya kan ini kita sedang menunggu peralihan pemerintah. Saya duga akan mundur. Itu bisa selesai sesuai waktu yang ditargetkan kalau tidak ada perubahan pemerintahan menurut saya,” jelasnya.
Selain di Cikarang, PDN juga akan dibangun di dua titik lainnya. PDN kedua akan berlokasi di Batam dan PDN ketiga akan bertempat di Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Rencana awal tadinya ada empat (PDN), yaitu Cikarang, Batam, Labuan Bajo, dan IKN. Tapi, setelah diskusi, pimpinan memutuskan akan lebih ideal yang Labuan Bajo dilebur ke IKN,” terang Aris.
PDN di Batam akan dibiayai bersama dengan pemerintah Korea dan besarannya lebih kecil dari PDN di Cikarang. Sekarang sedang dilakukan lelang konsultan untuk pembangunan PDN Batam, yang akan selesai satu bulan ke depan. Pembangunan akan dimulai akhir tahun 2024 atau awal 2025 dan selesai dua tahun kemudian.
Sementara itu, kapasitas Pusat Data Nasional IKN empat kali lipat, maka bisa menyimpan data maksimal 160 petabita. Kemudian, PDN IKN nantinya bakal empat kali lebih besar yakni memiliki prosesor hingga 100.000 cores.
Adapun PDN IKN akan menggunakan skema lebih dari satu tempat penyimpanan data dan bakal dinamai dengan campus data center. Hal tersebut direspon positif oleh Khoirul Anwar yang juga menjadi Dosen dan Peneliti 5G dan 6G dari Telkom University.
“Sebaiknya dibangun di banyak tempat yang teori dalam telekomunikasi yaitu redundancy. Jadi, jika satu eror yang lainnya tidak eror. Memang ada konsekuensinya kalau di banyak tempat perlu jaringan fiber optic yang kuat,” ujarnya.
PDN ini juga tak sekedar menjadi tempat penyimpanan, namun juga harus dianalisis kemudian dipakai para pemangku kebijakan untuk penyusunan kebijakan.
“Pesan terakhir yang ingin saya sampaikan, seandainya PDN sudah jadi, tolong undang kampus-kampus dan para akademisi untuk meng-improve keamanan dari sisi efisiensi power misalnya. Kemudian, perlunya sosialisasi terutama kepada akademisi bahwa kita punya data center yang besar yang harus dijaga bersama,” pungkas Khoirul. (*)
[INFOGRAFIS]