Sebagai bagian dari kebutuhan paling mendasar, bisnis di industri food and beverage (F&B) atau kuliner tidak pernah kehilangan pasar peminatnya. Meningkatnya kegiatan belanja secara daring (online) pun memantik para pelaku usaha kuliner untuk bersaing di ekosistem pasar digital. Kehadiran pihak ketiga seperti GoFood dinilai dapat meningkatkan transaksi. Meski demikian, strategi promosi tak serta merta mendatangkan keuntungan. Karena ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi perhitungan antara modal dan harga jual.
Selaras dengan rilisan data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk kinerja industri makanan dan minuman pada kuartal I/2023 untuk nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan naik sebesar Rp206,19 triliun. Angka ini apabila dibandingkan dengan kuartal yang sama pada 2022 diketahui mengalami peningkatan sebesar 5,33 persen, yakni 195,75 triliun.
Sementara itu, pertumbuhan usaha restoran/rumah makan, katering dan usaha penyedia makan minum lainnya di Indonesia selama tiga tahun terakhir relatif dalam kondisi stabil, dapat terlihat dari publikasi BPS berikut.
Di sisi lain, data NielsenIQ pada 2023 menunjukkan dalam iklim ekonomi sebanyak 49-52 persen masyarakat mengandalkan teknologi digital dan berbelanja daring sebagai salah satu strategi untuk mengurangi pengeluaran, termasuk dalam menemukan penawaran menarik.
Persaingan Bisnis Kuliner Relatif Seimbang
Meningkatnya kegiatan belanja secara daring (online) pun memantik para pelaku usaha kuliner untuk bersaing di ekosistem pasar digital. Sebagai penyedia jasa layanan di ekosistem digital terbesar di Indonesia, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), melalui Gojek mencatat sepanjang 2022 sedikitnya 83 persen UMKM kuliner mengandalkan digitalisasi dalam menjalankan usahanya. Lalu, GoFood sendiri telah memiliki lebih dari 1,4 juta mitra usaha dengan 99 persen di antaranya dikuasai oleh UMKM kuliner.
Chief Executive Officer (CEO) dari Kebab Alibaba, anak dari perusahaan PT Berkah Purnama Sewu, Choirul Iman mengatakan sebagai salah satu penyedia makan minum, mengaku Kebab Alibaba tetap percaya diri untuk bersaing di tengah maraknya bisnis kuliner online.
“Kalo dari Kebab Alibaba sudah berdiri sejak 2006, kita cukup percaya diri dengan persaingan karena pada dasarnya fun fact about business dari 100 bisnis yang ada biasanya pada 5 tahun selanjutnya hanya 20 bisnis tersisa. Kemudian, pada 10 tahun berikutnya hanya 4 bisnis yang tersisa, dan kita salah satu dibandingkan persentase dari empat persen tadi,” ujar Choirul Iman pada KuatBaca.com, Kamis (21/12/2023).
Sementara itu, mengingat pedagang kaki lima juga turut meramaikan saluran pasar digital, eksistensi juga menjadi landasan Pondok Bakso Istiqomah percaya diri menjajakan dagangannya meski harus mengandalkan bahu jalan.
“Pondok Bakso Istiqomah sudah ada sejak sebelum orang tua saya menikah, sejak 1989, ayah saya buka usaha hingga saat ini. Jadi, kenapa masih percaya diri, karena dari cita rasa masih punya sama dan untuk langganannya banyak banget,” ujar Ulfah Nurul I, anak dari pemilik Pondok Bakso Istiqomah pada KuatBaca.com, Kamis (28/12/2023).
Akan tetapi, meningkatnya peta persaingan di pasar digital tak membuat pelaku usaha lupa untuk memperluas gerai-gerainya. Hal itu ditujukan untuk memberi kemudahan masyarakat menemukan opsi kuliner terdekat.
Choirul Iman mengatakan Kebab Alibaba sebagai bisnis yang bergerak dengan sistem franchise atau waralaba lantaran mayoritas rakyat Indonesia lebih familiar.
“Franchise karena lebih familiar, kita bisa menyiapkan ready to use dengan semua sistem dan para mitra lebih mudah aplikasi. Bedanya di Kebab Alibaba gak hanya ada franchise murni yang dimana banyak kompetitor mengklaim sudah buka 1.200 cabang, tapi pertanyaannya berapa cabang yang masih eksis. Kalau kita sistem franchise murni ada, tapi tidak terlalu, kita banyaknya syariah, yakni bagi hasil, untung kita bagi bareng, rugi kita tombokin, pembagiannya 50 banding 50”, jelas Choirul.
Namun, alasan serupa tidak berlaku untuk pedagang kaki lima yang mengandalkan keluarga dalam menjalankan bisnisnya. Pondok Bakso Istiqomah di tengah ragam usaha sejenis telah mencoba, tetapi ujungnya tetap bertahan mengandalkan satu gerobak.
Meski begitu, di tengah perubahan dinamika situasi usaha, satu hal yang kedua pelaku usaha tersebut kedepankan, yaitu kepercayaan pelanggan.
Kebab Alibaba percaya standarisasi sebagai penopang untuk menunjukkan keseriusan dengan tujuan membangun emosi hingga membentuk loyalitas pelanggan. Sementara dari Pondok Bakso Istiqomah konsistensi bahan dan cita rasa sebagai keunggulan dalam bersaing.
Pemanfaatan Layanan Digital
Sebagai pelaku penyedia makan minum, ekosistem pasar digital memberikan jangkauan konsumen yang lebih luas. Gojek sebagai sebagai salah satu penyedia memberikan jarak pengantaran maksimal hingga 25 km dan untuk area tertentu 8 km.
Oleh karena itu, kehadiran pihak ketiga dinilai Kebab Alibaba meningkatkan transaksi, terutama saat pandemi COVID-19 yang juga berdampak pada kebiasaan konsumen. Ibarat aji mumpung, Choirul mengoptimalkan penjualan produknya yang berada dikisaran mulai dari Rp12 ribu ini dengan memanfaatkan potongan harga hingga pemberian subsidi.
“Ekosistem di area digital itu ‘ngeri’, aggregator itu seperti GoFood let’s say mungkin agak lebih fokus pada 2019, kita banyak merasakan promo-promo yang gila-gilaan. Awalnya gerobakan langsung berubah dari 100 persen offline, lalu 50 persen langsung dan 50 persen sisanya online,” jelas Choirul.
Kebab Alibaba juga merasa jangkauannya ke konsumen meningkat dari 500 meter menjadi 5 km hingga 10 km.
Pondok Bakso Istiqomah mengaku kehadiran GoFood dan promo-promonya tak dipungkiri menambah pundi-pundi rupiah mengingat lokasi yang strategis dekat dengan destinasi turis.
“Kalau itu memang penjualannya meningkat apalagi online, dimana orang makin malas beli langsung, misal lagi staycation di hotel kebetulan di sini dekat hotel, orang-orang beli bakso lewat GoFood atau rumahnya terjangkau atau malas jalan ke sini, ditambah promo-promo menarik,” jelas Ulfah.
Penjualan yang semakin meningkat membuka peluang untuk memperluas usaha. Pembukaan gerai baru diproyeksikan Pondok Bakso Istiqomah akan membuka lapangan pekerjaan baru.
“Kita buka outlet lagi, ada lebih banyak outlet yang kita buka, artinya lebih banyak kesempatan untuk absorb tenaga kerja,” jelas Choirul.
Taktik Jitu Hadapi Peta Persaingan Pasar Digital
Jutaan mitra terdaftar dalam ekosistem pasar digital, tentu persaingan antar pelaku usaha semakin ketat. Data BPS bertajuk ‘Statistik Penyedia Makan Minum edisi 2022’ menunjukkan penjualan secara daring mencapai 86,86 persen, 48,23 persen diantaranya menggunakan pihak ketiga, seperti GoFood.
Choirul mengatakan ketatnya persaingan tetap memberikan kesempatan untuk Kebab Alibaba berkembang dengan peluang yang diberikan oleh GoFood.
“Karena bisa meng-grab coverage yang lebih luas, kita sebagai UMKM yang di situ juga ikut program promo, di mana program ada persentase juga rakyat mencari potongan harga, artinya dengan bantuan subsidi dari aggregator memberikan extra price, memberikan kemudahan lebih kepada konsumen, akhirnya menambah pundi-pundi kita,” jelasnya.
Pernyataan senada juga disampaikan Ulfah, bahwa kehadiran GoFood bagaikan angin segar bagi Pondok Bakso Istiqomah. Hal tersebut sedikit demi sedikit membantu perkembangan bisnisnya sebagai pedagang kaki lima.
“Kita kembali lagi harus mengikuti zaman, kehadiran GoFood ini bisa bantu menjangkau konsumen di luar area tempat berdagang, apalagi kalo ada promo, konsumen baru bisa terjadi,” jelasnya.
Meski demikian, kemudahan dan luasnya jangkauan tak boleh menjadikan pelaku usaha terlena. Strategi promosi tak serta merta mendatangkan keuntungan. Alih-alih ada setumpuk uang, Kebab Alibaba mengaku pernah merasakan kerugian lantaran kurang memahami prioritas dalam berjualan.
“Selama beberapa tahun sudah bekerja sama kita pernah ruginya sampai yang rugi banget, jual rugi, kita belajar untuk lebih baik, belajar gimana angkanya, sekarang kita relatif lebih stabil, dan apabila ada potongan harga itu masih di batas wajar,” jelasnya.
Choirul mengingatkan sebagai sesama pelaku bisnis kuliner agar pedagang kaki lima lebih memperhatikan perhitungan antara modal dengan harga jual. Menurutnya apabila tetap bertahan pada formula mutlak, yakni keuntungan di luar dari tenaga kerja, pungutan, hingga transportasi justru hanya mendatangkan kerugian.
Sebaliknya, Pondok Bakso Istiqomah mengaku kalau promo yang diberikan merupakan bagian dari strategi pemasaran yang mereka lakukan. Masalah rugi akibat adanya harga yang lebih murah di penjualan daring tak membuat bisnisnya rugi.
Hal tersebut bisa jadi tak terlepas dari produk bakso sebagai salah satu comfort food. Riset terkait tren dan lanskap kuliner di Indonesia pada laporan bertajuk ‘Sajian Cita Rasa’ versi GoFood ternyata comfort food tetap jadi pilihan utama dengan spektrum rasa, tekstur, dan ciri khasnya yang melekat.
Namun, mengingat perjalanan kebab yang kini sudah menemukan popularitasnya, makanan khas wilayah Timur Tengah ini dikatakan Choirul telah beradaptasi dengan selera lidah orang Indonesia.
Bahkan, Choirul berpendapat makanan yang dikenal dengan cita rasa dan ciri khas penyajiannya yang digulung secara vertikal, kebab yang dijual di Indonesia hadir dengan banyak pilihan isian yang dilumuri saus hingga bertransformasi sebagai comfort food.
“Ada similar antara makanan Timur Tengah dan makanan lokal Indonesia, menyukai rempah, kita negeri yang cukup berempah, makanan Timur Tengah juga cukup berempah, bedanya tidak setajam yang ada di Timur Tengah. Entah brand yang baru muncul atau existing karena untuk kebab yang sekarang relative sudah di-adjustment,” jelasnya.
Upaya GoFood Mendukung Pertumbuhan Bisnis Mitra
Sebagai pihak pengelola di ekosistem layanan pesan antar makanan, GoFood melakukan berbagai upaya untuk mempermudah mitra usaha menjangkau pelanggan, baik dari sisi untuk meningkatkan transaksi dengan iklan atau promosi. Bahkan, langkah ini juga menjawab kebutuhan konsumen yang kerap memperhitungkan harga.
Disokong oleh peningkatan proporsi pelanggan setia di Indonesia yang tumbuh dari 38 persen menjadi 52 persen serta berbekal pengalaman, bagian dari Gojek ini melalui pernyataan Director/Head of Food and Indonesia Sales & Ops PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan pihaknya melakukan analisa data dan memanfaatkannya untuk memetakan kebutuhan pelanggan hingga mengembangkan solusi bagi mitra usaha kuliner.
“Tidak hanya di sisi pelanggan, kami pun mampu mengembangkan solusi bagi mitra usaha kuliner agar mereka dapat menargetkan segmen pelanggan dengan lebih efektif. Secara bersamaan, kami juga membantu mitra usaha kuliner GoFood meningkatkan keahlian mengelola bisnis secara berkelanjutan. Tujuannya agar basis pelanggan setia di GoFood dapat tumbuh dan mendukung bisnis yang sehat tanpa ketergantungan pada promosi,” dikutip dari laman ruang berita GoTo Group, Kamis (11/01/2024).
Bukan hanya itu, GoFood juga menerapkan tiga strategi utama dalam rangka mempercepat profitabilitas menuju pertumbuhan yang sehat, yakni memperkuat brand GoFood sebagai layanan pesan antar makanan, mengembangkan teknologi machine learning untuk alokasi promosi yang lebih efektif, dan meningkatkan efisiensi secara dari promosi sebagai langkah menekan biaya pemasaran yang dikeluarkan mitra usaha. (*)
[INFOGRAFIS]