Juknis Makan Bergizi Gratis Bukan untuk Publik
Kuatbaca.com - Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Handayani, menerangkan mengenai petunjuk teknis program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah disediakan oleh pihaknya, namun tidak untuk disebar ke publik. Hal itu ia sampaikan setelah bertemu Ketum PBNU, Yahya Cholil Staquf, Senin (20/1/2025).
"Ya ada di Badan Gizi Nasional, tapi bukan untuk publik, melainkan untuk standar yang kami terapkan di satuan pelayanan ini. Dan itu menjadi prasyarat utama, buka-blokir," ujar Dadan di Gedung PBNU.
Pelaksanaan MBG di beberapa daerah mengalami penundaan akibat belum diterimanya petunjuk teknis dari Badan Gizi Nasional. Beberapa diantaranya di Jombang, Sawahlunto, dan Samarinda.
1. Juknis Telah Diajukan untuk Mencairkan Dana MBG
Dadan menjelaskan, panduan umum dan petunjuk teknis adalah bagian yang tidak dipisahkan dari proses pengajuan pencairan finansial melalui Kementerian Keuangan.
"Karena kalau kita tidak membuat petunjuk teknis, uang dari Kementerian Keuangan yang sudah ditetapkan tidak bisa dieksekusi. Uang MBG ini dari Kementerian Keuangan tidak akan keluar kalau tidak ada petunjuk teknis. Jadi kalau sekarang uang sudah cair, artinya ada petunjuk teknis," ujar Dadan.
2. Kendala Logistik Jadi Bagian Evaluasi
Dadan juga menjelaskan, kendala logistik yang terjadi di beberapa daerah masih perlu dievaluasi dan direvisi, hal tersebut disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah. Meski demikian, Badan Gizi Nasional menetapkan standar aturan pelayanan logistik maksimal enam kilometer.
"Jadi ada beberapa satuan pelayanan yang memiliki kondisi yang sama dengan yang pilot project, maka dengan radius 4 km dengan 2 kendaraan cukup. Tapi di Jakarta itu dengan radius yang sama, anak macetan, 2 kendaraan tidak cukup. Kami selalu menetapkan standar satuan pelayanan mendeliver tidak lebih dari 6 km. Jadi kalau ada satuan pelayanan yang keluar dari jalur itu, biasanya akan kami revisi," kata Dadan.
3. Lima Juta Santri Jadi Penerima Manfaat MBG
Kunjungan Dadan Handayani ke PBNU ialah untuk membicarakan kerjasama dan kordinasi jejaring pesantren-pesantren dalam memfasilitasi lima juta santri sebagai penerima manfaat Makan Bergizi Gratis.
"Saya kira ini menjadi bagian penting, insyaallah kegiatan ini akan dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu lama, penerima manfaat akan merasakan manfaatnya. Terutama pembinaan umat nanti di rantai-pasok di sekitar suatu pesanten, lalu masyarakat sekitar dan juga pertanian di sekitar pesanten akan maju. NU saya kira akan mendapatkan benefit dari pengembangan gizi maupun ekonomi," kata Didin. (*)